embun kembali membasahi,tapi bukan pada tumbuhan.
embun membasahi jalanan,hingga tak dapat menumbuhkan bunga-bunga segar.
bunga tak lagi seindah yang dulu ada.
kerapuhan menjelma menjadi tatapan hampa bagi setiap yang melihatnya.
tawa tak semurni air dari jiwa.
karna darah telah melumuru mata air.
sebuah kebahagiaan tak lagi seperti apa yang di rasa.
karna bunga telah meracuni sang kumbang.
hingga kumbang mati dengan jasat yang tek terarah,karna jiwanya telah binasa.
kematian kini nampak tak seperti hal menkutkan lagi.
pedas nya kehidupan terasa tak berarti,semua bagai hal yang telah terarah.
ucapan demi ucapan,kepedasan demi kepedasan,keindahan demi keindahan dan bahagia pun kini tak terlukis abstrak,melainkan seperti lukisan yang telah di rancang sendiri.
keputus asaan dalam tiap langkah pun seolah menjadi lambang kehidupannya.
kini dia akan menutup semua keindahan yang sesungguhnya dan merancang semua kejahatan,setelah lama dia tersenyum akan dukanya.
dia kembali dalam raga tak berjiwa,dalam elemen yang tersusun seolah sempurna.
dia akan tumbuh menjadi apa yang tak pernah terfikir sebelumnya.
itu lah dia kepalsuan.
Minggu, 12 September 2010
sebuah tragedi pagi ini
Label: catatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar